Repost bidan @eka Sri wahyuni
KENAPA TALI PUSATNYA TIDAK SEGERA DIPOTONG???
Karena masih menunaikan tugas terakhirnya, mengirimkan sisa-sisa makanan, nutrisi dan oksigen yang selama ini dikirimkannya untuk bayi saat di dalam kandungan.
.
.
SAMPAI KAPAN? Sampai berhenti sendiri denyutannya. Kalau di BE bisa sampai minimal 8 jam, selama dirawat di BE, atau malah sampai kering dan putus sendiri.
.
.
Begitu bayi lahir, coba deh pegang tali pusatnya, rasakan apa yang teraba. Kalau di BE, setiap pendamping atau malah ibunya disuruh pegang dulu untuk sama-sama membuktikan bahwa denyutannya masih sangat kencang mengalirkan darah ke bayi, meski dia sudah lahir.
.
.
Kalau segera dipotong, memungkinkan dia terkejut, karena tadinya ada yang mengalir, tiba-tiba diputus dan dihentikan. Menurut penelitian, keadaan ini membuat tingkat stresnya lebih tinggi. Tanda awal, biasanya bayi akan menangis kuat saat dipotong tali pusatnya.
.
.
Padahal, kalau udah selesai mengirimkan sisa-sisa manfaat yang dia punya itu, dia akan berhenti sendiri tanpa perlu dipaksa. Prosesnya juga jadi lebih bertahap dan tidak tiba-tiba. Jadi mengizinkan bayi beradaptasi dengan begitu lembutnya terhadap setiap perubahan di luar tubuh Ibunya. Tentunya ini juga akan berkontribusi baik bagi kesehatan mentalnya kelak.
.
.
Ini juga praktik yang punya dasar, bukan asal-asalan dan tanpa research atau penelitian. Hanya saja memang tidak mudah diterima oleh sebagian kita yang sudah terlanjur ditanamkan konsep bahwa tali pusat harus segera dipotong setelah bayi lahir karena dianggap tak berguna lagi. Mana yang benar mana yang salah? Tergantung yang kita yakini saja.
.
.
Tapi penerapannya juga ada syaratnya ya. Yang boleh ditunda lama, hanya yang Tali Pusat dan plasentanya lahir utuh saja. Kalau ada luka terbuka, atau cuilan plasenta yang tak sempurna, sebaiknya ditunda setidaknya 1 menit saja, sesuai anjuran WHO.
.
.
Sudah cukup jelas ya.... ☺️☺️☺️
Comments
Post a Comment